Jumat, 30 Juli 2010

The Second Wind


(Pembaharuan Energi)




Baca 1 Raja 19: 1-18 !


Definition of the Second wind (Chamber Dictionary) adalah kuasa pernafasan yang diperoleh kembali setelah kehabisan nafas atau energi yang dibutuhkan untuk pembaharuan (dalam roh dan jiwa).

Ada kala waktu dimana kita menjadi jenuh dan lelah, hingga mempengaruhi emosi, mental dan roh, sehingga kita tidak mempunyai sama sekali keinginan atau semangat untuk melakukan sesuatu lagi.

Sebenarnya, melalui kasih anugerah Tuhan, kita dapat menemukan pembaharuan energi. Hal tersebut dialami oleh nabi Elia.

Nabi Elia adalah seorang nabi besar pada zaman pemerintahan raja Ahab dan ratu Izebel. Ratu Izebel sebenarnya datang dari negara kafir, dan setelah kawin dengan Ahab, ia pindah ke Israel dengan membawa dewa-dewanya. Salah satu dewa kesayangannya adalah Baal, yaitu dewa kesuburan dan dewa alam. Israel pada zaman itu, dibawah pengaruh Izebel,  seluruh orang Israel, selain menyembah Allah, harus juga menyembah Baal.

Nabi Elia, datang menghadap raja Ahab, untuk meminta mengumpulkan seluruh orang Israel, supaya diadakan suatu kontes, apabila Baal itu Allah, maka biarlah seluruh Isreal menyembah Baal, tetapi sebaliknya, apabila Tuhan itu Allah, maka seluruh Israel menyembah Tuhan.

Setelah ditentukan waktunya, maka datanglah orang-orang Isreal dan 450 nabi-nabi Baal ke gunung Karmel untuk menyaksikan kontes tersebut. Nabi-nabi Baal, memanggil sambil berteriak-teriak dari pagi hingga siang hari, dan ternyata tidak mendapat tanggapan dari Baal mereka, Akhirnya, nabi Elia membuktikan, bahwa Tuhan itu adalah satu-satu Allah yang hidup,

Kemudian seluruh Israel berbalik kembali kepada Tuhan, dan mereka membunuh seluruh nabi-nabi Baal di-sungai Kison.

Tetapi, kejadian ini tidak membuat ratu Izebel menjadi terkesan dan bertobat, melainkan ia mengeluarkan suatu perintah untuk membunuh nabi Elia.

Ketika hal tersebut didengar oleh nabi Elia, maka nabi Elia melarikan diri ke Bersyeba dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke padang gurun dan duduk dibawah sebuah pohon ara. Kemudian ia ingin mati.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ditengah-tengah keberhasilannya, nabi Elia menjadi putus –asa dan ingin mati.



Kadangkala hal itu bisa terjadi dalam hidup kita. Ditengah-tengah kita telah mencapai target yang telah kita tentukan, kita menjadi lelah, sehingga kita tidak punya keinginan atau semangat lagi untuk melanjutkannya, karena secara emosi, mental dan roh kita merasa kering.



Nabi Elia menjadi lelah dan putus-asa. Ia tidak mempunyai semangat lagi untuk melakukan pelayanannya. Ia ingin mati.



Ada tiga hal yang menyebabkan hal tersebut:

Kelelahan fisik

Menurut 1Raja 19, nabi Elia berjalan sepanjang 80 miles ke Bersyeba dan kemudian ia melanjutkan satu hari lagi perjalanan ke padang gurun dan dari padang gurun ia berjalan lagi selama 40 hari ke gunung Horeb. Jadi, tentunya secara fisik, ia sangat capek.


Emosi yang mengalami stress

Nabi Elia, hanya seorang diri melawan 450 nabi-nabi Baal. Seharian ia mencemooh para nabi Baal, dan mengeluarkan seluruh energinya.


Kekeringan rohani

Dalam kejadian ini, nabi Elia mengalami peperangan rohani dan sekaligus imannya di stretched.



Kadangkala kita mengalami hal yang sama. Kita percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil, lalu kita membuat suatu target yang diluar kapasitas kita dan akhirnya menyita seluruh waktu, tenaga dan emosi kita. Jadi, secara fisik, emosi dan rohani,  kita bisa mengalami kelelahan.



Hal semacam itu bisa terjadi apabila:
Kita telah berdoa selama bertahun-tahun untuk mendapatkan seorang suami, tetapi doa kita belum dijawab. Hal ini dapat menimbulkan suatu kekecewaan dan penolakan.
Kita telah berdoa supaya mempunyai anak, tetapi doa tersebut belum dijawab. Hal ini dapat menimbulkan suatu pertanyaan dalam diri kita, apakah Allah itu mengasihi dan mengerti keadaan kita?
Kita telah jatuh kedalam dosa yang sama. Hal ini dapat menimbulkan suatu rasa bersalah dan self-pity, sehingga rasanya ingin mati.
Dalam usia yang sudah lanjut, kemudian diberhentikan dari pekerjaan. Hal ini dapat menimbulkan rasa minder.



Nah, bagaimana cara Allah mengatasi masalah ini? Bagaiamana cara Allah memulihkan nabi Elia?



Ada empat cara yang Allah lakukan dalam memulihkan energi nabi Elia:



I.                   Rest your body

Baca 1Raja 19: 5-8!

Ketika nabi Elia sedang tidur pulas, maka datanglah malaikat Tuhan membangunkan nabi Elia, dan memberi ia makan. Dua kali malaikat membangunkan ia dan menyuruhnya makan (ayat 8).



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah pertama yang Allah lakukan adalah membiarkan tubuh kita ini beristirahat.

Kadang kala kita terlalu rohani sehingga tidak lagi memperdulikan tubuh ini.

Dalam hal ini Tuhan memulihkan nabi Elia dengan jalan membiarkan tubuhnya beristirahat. Give the body a break.

Seorang psyikologi yang ternama, Victor Hugo, mengatakan “When you have accomplished your daily task, go to sleep; God is awake”



II.                Speak to your mind

Baca 1Raja 19: 9, 13!

Setelah nabi Elia beristirahat, maka datanglah Tuhan kepadanya dan bertanya, “Apakah kerjamu disini, hai Elia?” Kemudian Tuhan mengulangi kembali pertanyaan yang sama, pada ayat 13.

Pertanyaan yang sama Tuhan ajukan kepada Adam, setelah Adam berbuat dosa, “Dimanakah engkau?” (Kejadian 3: 9).

Sebenarnya bukan Tuhan tidak tahu dimana Adam berada, tetapi dalam hal ini Tuhan mau supaya Adam berbicara terbuka terhadapNya.

Demikian halnya dengan Elia, bukan Tuhan tidak tahu dimana nabi Elia berada, tetapi dalam hal ini Tuhan mau nabi Elia supaya speak up.



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah kedua yang Allah lakukan adalah berbicara terbuka kepada Tuhan.

Dalam situasi seperti ini, biasanya kita merasa sendiri, dan kesepian.

Apabila kita dalam situasi yang sama, maka kita harus belajar berbicara terbuka kepada Tuhan. Kita harus bisa mengexpessikan isi hati kita, atau apa yang kita rasakan kepada Tuhan. Allah memberikan kesempatan kepada nabi Elia untuk terbuka kepadaNya.

Bisa saja kita tidak biasa terbuka dengan Tuhan, melalui doa, maka kita bisa mencari teman dekat untuk bisa terbuka.



III.             Mengenal manifestasi Tuhan dengan cara lain

Baca 1Raja 19: 11-13!

Setelah nabi Elia beristirahat dan terbuka kepada Tuhan, maka hal yang ketiga yang Tuhan lakukan kepadanya adalah, menyuruh ia keluar dari dalam gua dan berdiri diatas gunung Horeb. Kemudian datanglah angin besar dan kuat juga datanglah gempa dan api, tetapi anehnya, Tuhan tidak ada didalamnya.

Ketika nabi Elia mengadakan kontes untuk memperkenalkan Tuhan kepada bangsa Israel, maka ia memanggil Tuhan dan Tuhan datang dengan api yang membakar angus seluruh persembahan diatas altar. Disini nabi Elia mengenal Tuhan sebagai api yang menghanguskan. Tetapi, kemudian Tuhan menunjukkan karateristik-Nya yang berbeda kepada nabi Elia, dengan manifestasi yang kontras, yaitu dalam bentuk angin sepoi-sepoi basa.



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah ketiga yang Tuhan lakukan adalah mengenal Tuhan dalam manifestasi yang berbeda.

Apabila kita dalam situasi yang sama, maka Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengenal manifestasiNya dengan cara yang lain.

Bisa saja manifestasi itu dalam bentuk tertawa, menangis atau damai sejahtera, dan lainnya.



IV.              Share the work

Baca 1Raja 19: 15-18 !

Setelah Allah menunjukkan manifestasiNya kepada nabi Elia, dan seluruh keberadaannya pulih kembali, maka Tuhan memerintahkan kepadanya untuk mengurapi dua orang, yaitu Hazael dan Yehu serta mengangkat Elisa untuk menjadi penggantinya.

Juga Allah meninggalkan 7000 orang Israel yang hidupnya tidak bercela.



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah yang terakhir, yang Tuhan lakukan adalah share the work.

Apabila kita dalam situasi yang sama, maka kita harus memberi kesempatan kepada orang untuk ambil bagian.
Dalam pelayanan, kita harus berbagi tugas dengan orang lain.
Dalam pekerjaanpun demikian, kita harus berbagi dengan yang lain.
Dalam rumah tangga, kita harus bisa bagi pekerjaan dengan suami dan anak-anak.

Ingat, “Pekerjaan satu orang dikerjakan oleh sepuluh orang jauh lebih baik daripada pekerjaan sepuluh orang dikerjakan seorang diri.”



Konklusi:

Setiap orang bisa mengalami situasi dimana ia merasa jenuh dengan apa yang ia kerjakan. Sewaktu ia menjadi jenuh dan lelah, maka seluruh emosinya, mental- dan rohaninya, menjadi kering, sehingga ia tidak mempunyai keinginan atau semangat untuk melakukan sesuatu lagi.

Sebenarnya, melalui kasih anugerah Tuhan, kita dapat menemukan pembaharuan energi (dikenal dengan second wind):
  • Beristirahat
  • Terbuka dalam doa kepada Tuhan atau berbicara terbuka kepada teman dekat
  • Mengenal Tuhan dengan manifestasi yang lain.
  • Berbagi kerjaan