Sabtu, 07 Agustus 2010

Yohannes Pembaptis


Yohanes Pembaptis adalah anak dari Elisabet, saudara sepupu Maria, ibu Yesus. ayahnya, Zakharia adalah seorang imam. Dalam Katolik, Yohanes disimbolkan dengan seorang pertapa mengenakan pakaian dari bulu domba yang sedang berkhotbah dan bersanding dengan seekor domba dan tanggal peringatannya adalah 24 Juni dan 29 Agustus.

Yohanes diberi gelar Pembaptis karena pekerjaannya yaitu membaptis orang-orang Israel untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus. Setelah Yesus, yang berusia sepadan dengan Yohanes, berumur 30 tahun dan akan memulai pelayananNya, maka Ia mendatangi Yohanes untuk dibaptiskan.

Kelahiran

Awalnya pasangan Elisabet dan Zakharia tidak dikaruniai anak, karena Elisabet mandul. Suatu hari Zakharia bertugas membakar ukupan di Bait Allah. Tiba-tiba malaikat Gabriel menampakkan diri kepadanya dan memberitahukan bahwa Tuhan akan mengaruniakan anak laki-laki padanya yang akan dinamai Yohanes dan banyak orang akan bersuka cita atas kelahirannya. Anak itu akan menyiapkan umat Israel untuk menyambut datangnya Mesias. Zakharia tidak percaya karena Elisabet dan dirinya sudah lanjut. Karena itu ia menjadi bisu sampai anaknya lahir.

Yohanes adalah utusan Allah yang mendahului Yesus. Yesus mengatakan: "Di antara mereka yang dilahirkan oleh wanita tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis." (Matius 11:11). Masa kecil Yohanes tidak banyak diketahui, kecuali ketika masih dalam kandungan Elisabet, ia melonjak kegirangan sewaktu Maria berkunjung ke rumah ibunya.

Karya

Kira-kira pada usia 27 tahun Yohanes muncul sebagai pengkhotbah di tepi Sungai Yordan dan berseru, "Bertobatlah kerajaan Allah sudah dekat!". Kemudian masyarakat mengaku dosa dan bersedia dibaptis oleh Yohanes. Ketika orang menanyakan siapakah dirinya ia menjawab,"Akulah suara yang berseru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Aku membaptis kamu dengan air. Tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal. Dia yang datang kemudian daripadaku. Membuka tali kasutNya pun aku tak pantas". Yohanes memiliki banyak pengikut, termasuk orang-orang yang kemudian dipilih Yesus menjadi rasulNya. Yesus sendiri meminta untuk dibaptis olehnya. Ketika itu Yohanes berseru,"Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia!" Dan dari surga berseru pula suara,"Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan!".

Kematian

Tak lama setelah pembaptisan Yesus, Yohanes dipenjarakan karena mengecam pernikahan Raja Herodes Antipas dengan Herodias, isteri saudara sepupunya. Pada suatu pesta di istana, Herodes sangat bersukaria atas tarian Salome, isteri saudaranya, dan berjanji akan memberikan apa saja yang diminta. Herodias menuntut kepada Yohanes dan Herodes pun memerintahkan untuk memenggal Yohanes.

Kisah ini tercatat dalam ketiga Injil Sinoptik: Matius 14:1-12, Markus 6:14-29, dan Lukas 9:7-9

Yakub

Yakub atau Ya'akov, (יַעֲקֹב, Ibrani Standar Yaʿaqov, Ibrani Tiberias Yaʿăqōḇ; bahasa Arab يعقوب Yaʿqūb, bahasa Ge'ez ያዕቆብ Yaʿiqob), disebut juga Israel (יִשְׂרָאֵל, Ibrani Standar Yisraʾel, Ibrani Tiberias Yiśrāʾēl; bahasa Arab اسرائيل, Isrāʾīl; bahasa Ge'ez እሥራኤል Israʾēl) adalah leluhur ketiga bangsa Israel seperti yang digambarkan di dalam Alkitab. Ayahnya adalah Ishak, dan kakeknya Abraham. Ia memainkan peranan penting dalam sejumlah kejadian di dalam Kitab Kejadian.





Yakub menurut Yahudi dan Kristen



Nama Yakub biasa disebut bersama-sama dengan ayahnya dan kakeknya. Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa dalam semak belukar yang terbakar, Allah mengatakan: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: YEHUWA [tetragramaton YHWH], Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun." (Keluaran 3:15)



Namun demikian, dalam tradisi Yahudi dan Kristen Yakub adalah tokoh yang kontroversial. Namanya sendiri, Yakub dalam bahasa Ibrani berarti penipu. Tidak mengherankan apabila tingkah-lakunya penuh dengan muslihat. Kitab Kejadian melukiskan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, Yakub telah berseteru dengan Esau, kembarnya yang sulung (Kejadian 25:22-26).



Setelah semakin besar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang bertolak belakang pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama orangtuanya, sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak kesayangan ibunya, Ribka, sementara Esau disayangi ayahnya, Ishak.



Mencuri hak kesulungan



Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah dan lapar, ia mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh Yakub (Kejadian 25:29-34). Ia ingin mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub menolaknya. "Juallah dulu kepadaku hak kesulungan-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.



Kitab Kejadian tidak serta-merta mempersalahkan Yakub dalam hal ini, melainkan juga Esau karena ia telah "memandang ringan hak kesulungan itu."



Ketika Ishak semakin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin akan hak kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan pertolongan ibunya. Ia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar sebagai Esau (Kejadian 27). Akibatnya, Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karena itu Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, Laban.



Menipu Laban



Setelah mendapatkan keturunan dari Lea dan Rahel, Yakub berniat kembali ke kampung halamannya. Sebelum itu, Laban berjanji membayar Yakub untuk pekerjaannya. Yakub "hanya" meminta kambing-domba yang hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang sebagai upahnya (Kejadian 30:25-43). Sementara Laban bebas mengambil semua kambing-domba yang putih. Pengalamannya sebagai penggembala telah mengajar Yakub tentang hukum keturunan (yang kelak dikenal sebagai hukum Mendel). Dengan demikian Yakub mendapatkan ternak yang bagus-bagus,Uta Myencephalon sementara Laban mendapatkan yang kurang bagus.



Berdamai dengan Esau



Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub karena ia yakin bahwa Esau masih tetap ingin membunuhnya. Dalam kegelisahannya, pada suatu malam Yakub bertemu dan bergelut dengan orang asing hingga fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan orang itu sebelum ia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan Yakub itu adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub menjadi Israel yang artinya "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.



Ketika bertemu dengan Esau, Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan penyesalannya kepada Esau, serta memberikan banyak persembahan untuknya. Hati Esau melunak, dan ia berdamai dengan adik kembarnya (Kejadian 33:1-20).



Anak-anak Yakub



Dari Lea Yakub mendapatkan Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon. Dari Rahel ia mendapatkan Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan Dan dn Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan Gad dan Asyer.



Yakub meninggal di Mesir karena ia dan anak-anaknya pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika Kanaan mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama nenek moyangnya di gua, di ladang Makhpela, di tanah Kanaan (Kejadian 49:30).

Ayub

Daud menurut pandangan Yahudi dan Kristen

Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.

Daud

Daud menurut pandangan Yahudi dan Kristen

Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.

Paulus dari Tarsus

Paulus dari Tarsus (awalnya Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi–67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam merumuskan ajaran Yesus. Paulus digambarkan dalam Perjanjian Baru sebagai Yahudi yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga Roma dari Tarsus (sekarang Turki). Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus (Kis. 9).

Nuh

Nuh (Ibrani: נוֹחַ, Nūḥ; Tiberias: נֹחַ; Arab: نوح) (sekitar 3993-3043 SM) adalah seorang rasul yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Quran. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak modern. Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru[5] dan 43 kali dalam Al-Quran.

Ia memiliki 4 anak laki-laki: Kan'an, Sem, Ham, dan Yafet. Menurut kitab Kejadian, pada jamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh bumi; hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali me-repopulasi bumi.

Etimologi

Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syria yang artinya “Bersyukur” atau “Selalu Berterima kasih”. Hakim berkata dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Penyembah Tuhan yang dilupakan).

Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm.

Musa

Musa (bahasa Ibrani: מֹשֶׁה Mošé; bahasa Tiberia: Mōšeh; bahasa Arab: موسى, Mūsā; bahasa Ge'ez: ሙሴ Musse) (sekitar 1527-1408 SM) adalah seorang nabi yang menyampaikan Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh (Lima Kitab Taurat). Musa adalah anak Amram dari suku Lewi, anak Yakub bin Ishak. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Ia ditugaskan untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru[10] dan 136 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki orang 2 anak (Gersom dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo).

Pandangan Yahudi dan Nasrani

Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kanaan.

Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, seperti misalnya hampir dibunuh ketika bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai pengembala di Midian selama 40 tahun . Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Tuhan menemuinya sendiri dalam peristiwa semak belukar yang terbakar namun tidak dapat habis terbakar.

Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.

Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah tersebut, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi sungai Yordan di mana di seberang sungai tersebut terletak Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua, yang pada akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan.

Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut:
1. Musa dilahirkan setelah Yusuf meninggal, di dalam pemerintahan Firaun.
2. Musa berasal dari suku Lewi.

Etimologi

Menurut Kitab Kejadian, nama Musa berarti "diangkat dari air". Beberapa ahli kitab masih mempercayai bahwa "air" di Alkitab seringkali merupakan metafora yang menunjuk kepada bangsa kafir, setan (sebuah pemahaman yang dapat dimengerti untuk seorang pengembara di padang gurun), dan keduniawian.[rujukan?] Maka itu, nama Musa menyimbolkan sebuah harapan keselamatan dari setan oleh Tuhan(?) selama Tuhan menuntun mereka ke tanah perjanjian. Musa juga memimpin bangsa Israel melewati Laut Merah, yang mana itu juga menunjukkan penyelamatan dari air.

Dalam Hubungannya Dengan Kebudayaan Mesir

Beberapa ahli kitab Yahudi[rujukan?] mempercayai bahwa nama Musa yang sesungguhnya adalah versi bahasa Mesir dari "diangkat (dari air)", dan kemudian itu diserap ke dalam bahasa Yahudi, entah melalui tulisan dalam Alkitab, atau oleh Musa sendiri kemudian.
Banyak ahli kitab modern[rujukan?] mempercayai bahwa putri Firaun mungkin memberikan namanya dari bahasa Mesir "Mose"/"Mese", yang artinya "anak" atau "keturunan" atau "pemberian"; contohnya: "Thutmose" berarti "anak dari Thoth", dan Rameses berarti "anak yang diberi oleh Ra".
Banyak ahli kitab[rujukan?] yang mempercayai bahwa Musa sesungguhnya memiliki nama lengkap dalam bahasa Mesir, dengan nama utama "Mose"/"Mese" dan digabung dengan nama dewa Mesir (mirip seperti Rameses), tapi nama dewa itu kemudian ditanggalkan, entah pada saat dia menggabungkan diri ke dalam budaya Israel, atau oleh penulis-penulis selanjutnya, yang merasa terganggu dengan fakta bahwa Nabi mereka memiliki nama Mesir yang sedemikian.
Dalam bahasa Mesir kuno, kata "Mo" itu berarti "Air, sementara kata "Sa" berarti "Anak". Nama lengkapnya "Mosa" berarti "anak dari air", seperti fakta bahwa dia ditemukan dalam keranjang di atas air.

Lain-lain

Dari antara orang-orang Aram dan Neo-Hitit, penduduk di Sam'al Utara, Yaudi, menyebutkan bahwa ada jejak-jejak kebudayaan nenek moyang pahlawan Moschos, menunjuk kepada pahlawan Yunani Mopsus (yang mana namanya berarti "anak sapi" yang memiliki beberapa kesamaan dengan Musa [11] kesamaan-kesamaan ini hanya tetang berada di lokasi yang sama dan memiliki nama yang sama.

Latar Belakang

Sebelum terjadinya perbudakan Israel, bangsa Israel hidup senang di tanah Mesir, selama bangsa Mesir berada di bawah pemerintahan Yusuf, yang adalah orang Israel. Yusuf merupakan orang Israel yang dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya oleh karena iri hati. Namun oleh karena pertolongan Tuhan, Yusuf dapat melalui itu semua dan pada akhirnya menjadi penguasa tingkat dua mesir, setingkat langsung di bawah firaun yang waktu itu berkuasa. Firaun memberikan kuasa dan kepercayaan penuh kepada Yusuf untuk melakukan apapun yang dianggap Yusuf baik bagi Mesir, dan kemudian Yusuf memboyong keluarganya pindah ke tanah Mesir, karena di Kanaan tempat keluarganya dahulu berdiam terjadi kelaparan hebat. Itulah penyebab awal mula bangsa Israel dapat tinggal di Mesir. Musa adalah anak Amram dan Yokhebed, saudara dari ayah Amram yaitu Kehat, yang adalah kaum suku Lewi. Musa memiliki dua orang saudara, yaitu Miriam dan Harun. Musa dilahirkan di dalam pemerintahan Firaun. Setelah beberapa waktu, Yusuf pun meninggal. Dan berkuasalah seorang Firaun yang tidak mengenal Yusuf. Firaun ini khawatir dan cemas akan perkembangan jumlah bangsa Israel yang begitu besar jumlahnya, bahkan sudah melebihi jumlah dari bangsa Mesir sendiri. Firaun khawatir bangsa Israel suatu saat akan membelot dan bersekutu dengan tentara musuh ketika bangsa Mesir sedang menghadapi peperangan.

Oleh karena itu, Firaun melakukan hal-hal ini untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Israel:
1.  menempatkan pengawas-pengawas rodi untuk menindas bangsa Israel dengan paksa.
2.  menyuruh bidan-bidan yang membantu bangsa Israel bersalin untuk membunuh setiap bayi yang dilahirkan        begitu keluar dari kandungan, apabila bayi tersebut laki-laki.
3.  menyuruh pengawalnya membunuh melemparkan semua bayi laki-laki yang ditemui ke sungai Nil.

Namun segala hal tersebut ternyata tidak dapat menekan angka pertumbuhan penduduk Israel, bahkan semakin bertambah banyak.

Pada saat itu, Yokhebed, ibu Musa, melahirkan Musa, dan kelahiran itu dirahasiakan. Namun sesudah tiga bulan, Yokhebed tidak mampu merahasiakannya lagi. Oleh karena itu, Yokhebed mengambil sebuah keranjang pandan. Musa diletakkan di dalam keranjang tersebut, dan kemudian keranjang itu dihanyutkan di sungai Nil. Sementara itu kakak perempuannya, Miriam, mengamati dari jauh tentang apa yang akan terjadi dengan keranjang itu.

Kemudian datanglah puteri Firaun, bersama dayang-dayangnya untuk mandi di sungai Nil. Ketika ia melihat keranjang tersebut, dia menyuruh dayangnya untuk mengambilnya. Ketika dibuka, nampaklah bayi tersebut, dan puteri Firaun tersebut merasa kasihan. Demikianlah puteri Firaun memutuskan untuk mengadopsi bayi tersebut sebagai anaknya, karena ia sendiri tidak memiliki anak.

Kelahiran

1:8. Kemudian bangkitlah seorang raja baru imemerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.

1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." 1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

1:15. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?" 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin." 1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga. 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."

2:1. Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.

2:5. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." 2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."

Masa Dewasa

Setelah berumur 40 tahun, Musa melarikan diri dari Mesir karena ia membunuh seorang Mesir. Ia sampai ke Midian dan menjadi penggembala domba selama 40 tahun lamanya. Ia menikahi putri imam Zadok dan mempunyai dua orang anak. Kemudian Musa diutus oleh Allah yang berbicara kepada Musa melalui semak yang menyala-nyala namun tidak terbakar. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, kakaknya.

Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya 'Pesakh' atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen).

Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun merubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Mati sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.

Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun sebelum memasukinya, Musa naik ke bukit Horeb dan meninggal. Jasadnya diangkat oleh Allah sehingga tidak ada kuburannya. Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua, seorang jenderal yang takut akan Tuhan.

Pelayanan

Selama tugasnya tersebut, Musa melakukan berbagai pelayanan, antara lain:

Penulis

Musa merupakan penulis 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama dari Alkitab. Kitab-kitab tersebut adalah Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan orang Yahudi dengan nama Taurat, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel.

Hakim

Musa mengatur kehidupan seluruh umat Israel, dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam bangsa Israel. Namun semakin lama permasalahan itu semakin banyak, dan Musa harus menangani permasalahan seluruh bangsa Israel yang mengantri untuk diselesaikan permasalahannya dari pagi hingga malam hari. Atas saran Yitro mertuanya, Musa mengangkat pemimpin-pemimpin atas bangsa itu untuk menangani perkara-perkara yang kecil-kecil, sehingga Musa hanya menangani masalah-masalah yang cukup besar saja.

Pembuat Tabut Perjanjian

Musa, atas perintah Tuhan, membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di mana di dalam tabut perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi 10 perintah Allah. Dalam pembuatan itu, Musa dibantu oleh Bezaleel bin Uri bin Hur dari kaum Yehuda, dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan. Mereka berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian.

Peran

Di dalam Alkitab, Musa merupakan seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan menuntun Israel menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan.

Di dalam Agama Kristen, Musa sangat berperan dalam menuliskan perintah-perintah Tuhan secara tertulis, seperti 5 kitab Taurat, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Musa juga dikenal sebagai orang yang mendapatkan 10 perintah Allah, langsung dari Allah.

Musa juga berperan untuk menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman orang Israel dianggap sebagai Pribadi yang menakutkan dan cenderung untuk menghukum. Musa menunjukkan bahwa bahkan pada zaman itu pun Musa dapat bergaul karib dengan Tuhan, bahkan sampai disebutkan berbicara berhadap-hadapan muka dengan Allah seperti sepasang sahabat.

Musa juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang penuh belas kasihan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam banyak kesempatan ketika orang Israel memberontak, Tuhan sudah "menawarkan" kepada Musa untuk mengambil jalan pintas, yaitu dengan Tuhan memberantas seluruh orang Israel, dan akan menjadikan dari Musa seorang, suatu keturunan, bangsa yang besar. Namun Musa belajar untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, dan memperjuangkan orang Israel di hadapan Tuhan.

Namun Musa juga mampu marah bila saatnya tepat. Musa sungguh-sungguh marah kepada orang Israel ketika orang Israel, bahkan sampai Harun, kakaknya, berbuat dosa dengan menyembah patung Lembu Emas, sementara Musa sedang naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk bangsa Israel.

Jumat, 30 Juli 2010

The Second Wind


(Pembaharuan Energi)




Baca 1 Raja 19: 1-18 !


Definition of the Second wind (Chamber Dictionary) adalah kuasa pernafasan yang diperoleh kembali setelah kehabisan nafas atau energi yang dibutuhkan untuk pembaharuan (dalam roh dan jiwa).

Ada kala waktu dimana kita menjadi jenuh dan lelah, hingga mempengaruhi emosi, mental dan roh, sehingga kita tidak mempunyai sama sekali keinginan atau semangat untuk melakukan sesuatu lagi.

Sebenarnya, melalui kasih anugerah Tuhan, kita dapat menemukan pembaharuan energi. Hal tersebut dialami oleh nabi Elia.

Nabi Elia adalah seorang nabi besar pada zaman pemerintahan raja Ahab dan ratu Izebel. Ratu Izebel sebenarnya datang dari negara kafir, dan setelah kawin dengan Ahab, ia pindah ke Israel dengan membawa dewa-dewanya. Salah satu dewa kesayangannya adalah Baal, yaitu dewa kesuburan dan dewa alam. Israel pada zaman itu, dibawah pengaruh Izebel,  seluruh orang Israel, selain menyembah Allah, harus juga menyembah Baal.

Nabi Elia, datang menghadap raja Ahab, untuk meminta mengumpulkan seluruh orang Israel, supaya diadakan suatu kontes, apabila Baal itu Allah, maka biarlah seluruh Isreal menyembah Baal, tetapi sebaliknya, apabila Tuhan itu Allah, maka seluruh Israel menyembah Tuhan.

Setelah ditentukan waktunya, maka datanglah orang-orang Isreal dan 450 nabi-nabi Baal ke gunung Karmel untuk menyaksikan kontes tersebut. Nabi-nabi Baal, memanggil sambil berteriak-teriak dari pagi hingga siang hari, dan ternyata tidak mendapat tanggapan dari Baal mereka, Akhirnya, nabi Elia membuktikan, bahwa Tuhan itu adalah satu-satu Allah yang hidup,

Kemudian seluruh Israel berbalik kembali kepada Tuhan, dan mereka membunuh seluruh nabi-nabi Baal di-sungai Kison.

Tetapi, kejadian ini tidak membuat ratu Izebel menjadi terkesan dan bertobat, melainkan ia mengeluarkan suatu perintah untuk membunuh nabi Elia.

Ketika hal tersebut didengar oleh nabi Elia, maka nabi Elia melarikan diri ke Bersyeba dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke padang gurun dan duduk dibawah sebuah pohon ara. Kemudian ia ingin mati.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ditengah-tengah keberhasilannya, nabi Elia menjadi putus –asa dan ingin mati.



Kadangkala hal itu bisa terjadi dalam hidup kita. Ditengah-tengah kita telah mencapai target yang telah kita tentukan, kita menjadi lelah, sehingga kita tidak punya keinginan atau semangat lagi untuk melanjutkannya, karena secara emosi, mental dan roh kita merasa kering.



Nabi Elia menjadi lelah dan putus-asa. Ia tidak mempunyai semangat lagi untuk melakukan pelayanannya. Ia ingin mati.



Ada tiga hal yang menyebabkan hal tersebut:

Kelelahan fisik

Menurut 1Raja 19, nabi Elia berjalan sepanjang 80 miles ke Bersyeba dan kemudian ia melanjutkan satu hari lagi perjalanan ke padang gurun dan dari padang gurun ia berjalan lagi selama 40 hari ke gunung Horeb. Jadi, tentunya secara fisik, ia sangat capek.


Emosi yang mengalami stress

Nabi Elia, hanya seorang diri melawan 450 nabi-nabi Baal. Seharian ia mencemooh para nabi Baal, dan mengeluarkan seluruh energinya.


Kekeringan rohani

Dalam kejadian ini, nabi Elia mengalami peperangan rohani dan sekaligus imannya di stretched.



Kadangkala kita mengalami hal yang sama. Kita percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil, lalu kita membuat suatu target yang diluar kapasitas kita dan akhirnya menyita seluruh waktu, tenaga dan emosi kita. Jadi, secara fisik, emosi dan rohani,  kita bisa mengalami kelelahan.



Hal semacam itu bisa terjadi apabila:
Kita telah berdoa selama bertahun-tahun untuk mendapatkan seorang suami, tetapi doa kita belum dijawab. Hal ini dapat menimbulkan suatu kekecewaan dan penolakan.
Kita telah berdoa supaya mempunyai anak, tetapi doa tersebut belum dijawab. Hal ini dapat menimbulkan suatu pertanyaan dalam diri kita, apakah Allah itu mengasihi dan mengerti keadaan kita?
Kita telah jatuh kedalam dosa yang sama. Hal ini dapat menimbulkan suatu rasa bersalah dan self-pity, sehingga rasanya ingin mati.
Dalam usia yang sudah lanjut, kemudian diberhentikan dari pekerjaan. Hal ini dapat menimbulkan rasa minder.



Nah, bagaimana cara Allah mengatasi masalah ini? Bagaiamana cara Allah memulihkan nabi Elia?



Ada empat cara yang Allah lakukan dalam memulihkan energi nabi Elia:



I.                   Rest your body

Baca 1Raja 19: 5-8!

Ketika nabi Elia sedang tidur pulas, maka datanglah malaikat Tuhan membangunkan nabi Elia, dan memberi ia makan. Dua kali malaikat membangunkan ia dan menyuruhnya makan (ayat 8).



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah pertama yang Allah lakukan adalah membiarkan tubuh kita ini beristirahat.

Kadang kala kita terlalu rohani sehingga tidak lagi memperdulikan tubuh ini.

Dalam hal ini Tuhan memulihkan nabi Elia dengan jalan membiarkan tubuhnya beristirahat. Give the body a break.

Seorang psyikologi yang ternama, Victor Hugo, mengatakan “When you have accomplished your daily task, go to sleep; God is awake”



II.                Speak to your mind

Baca 1Raja 19: 9, 13!

Setelah nabi Elia beristirahat, maka datanglah Tuhan kepadanya dan bertanya, “Apakah kerjamu disini, hai Elia?” Kemudian Tuhan mengulangi kembali pertanyaan yang sama, pada ayat 13.

Pertanyaan yang sama Tuhan ajukan kepada Adam, setelah Adam berbuat dosa, “Dimanakah engkau?” (Kejadian 3: 9).

Sebenarnya bukan Tuhan tidak tahu dimana Adam berada, tetapi dalam hal ini Tuhan mau supaya Adam berbicara terbuka terhadapNya.

Demikian halnya dengan Elia, bukan Tuhan tidak tahu dimana nabi Elia berada, tetapi dalam hal ini Tuhan mau nabi Elia supaya speak up.



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah kedua yang Allah lakukan adalah berbicara terbuka kepada Tuhan.

Dalam situasi seperti ini, biasanya kita merasa sendiri, dan kesepian.

Apabila kita dalam situasi yang sama, maka kita harus belajar berbicara terbuka kepada Tuhan. Kita harus bisa mengexpessikan isi hati kita, atau apa yang kita rasakan kepada Tuhan. Allah memberikan kesempatan kepada nabi Elia untuk terbuka kepadaNya.

Bisa saja kita tidak biasa terbuka dengan Tuhan, melalui doa, maka kita bisa mencari teman dekat untuk bisa terbuka.



III.             Mengenal manifestasi Tuhan dengan cara lain

Baca 1Raja 19: 11-13!

Setelah nabi Elia beristirahat dan terbuka kepada Tuhan, maka hal yang ketiga yang Tuhan lakukan kepadanya adalah, menyuruh ia keluar dari dalam gua dan berdiri diatas gunung Horeb. Kemudian datanglah angin besar dan kuat juga datanglah gempa dan api, tetapi anehnya, Tuhan tidak ada didalamnya.

Ketika nabi Elia mengadakan kontes untuk memperkenalkan Tuhan kepada bangsa Israel, maka ia memanggil Tuhan dan Tuhan datang dengan api yang membakar angus seluruh persembahan diatas altar. Disini nabi Elia mengenal Tuhan sebagai api yang menghanguskan. Tetapi, kemudian Tuhan menunjukkan karateristik-Nya yang berbeda kepada nabi Elia, dengan manifestasi yang kontras, yaitu dalam bentuk angin sepoi-sepoi basa.



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah ketiga yang Tuhan lakukan adalah mengenal Tuhan dalam manifestasi yang berbeda.

Apabila kita dalam situasi yang sama, maka Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengenal manifestasiNya dengan cara yang lain.

Bisa saja manifestasi itu dalam bentuk tertawa, menangis atau damai sejahtera, dan lainnya.



IV.              Share the work

Baca 1Raja 19: 15-18 !

Setelah Allah menunjukkan manifestasiNya kepada nabi Elia, dan seluruh keberadaannya pulih kembali, maka Tuhan memerintahkan kepadanya untuk mengurapi dua orang, yaitu Hazael dan Yehu serta mengangkat Elisa untuk menjadi penggantinya.

Juga Allah meninggalkan 7000 orang Israel yang hidupnya tidak bercela.



Aplikasi:

Untuk menemukan second wind (pembaharuan energi), maka langkah yang terakhir, yang Tuhan lakukan adalah share the work.

Apabila kita dalam situasi yang sama, maka kita harus memberi kesempatan kepada orang untuk ambil bagian.
Dalam pelayanan, kita harus berbagi tugas dengan orang lain.
Dalam pekerjaanpun demikian, kita harus berbagi dengan yang lain.
Dalam rumah tangga, kita harus bisa bagi pekerjaan dengan suami dan anak-anak.

Ingat, “Pekerjaan satu orang dikerjakan oleh sepuluh orang jauh lebih baik daripada pekerjaan sepuluh orang dikerjakan seorang diri.”



Konklusi:

Setiap orang bisa mengalami situasi dimana ia merasa jenuh dengan apa yang ia kerjakan. Sewaktu ia menjadi jenuh dan lelah, maka seluruh emosinya, mental- dan rohaninya, menjadi kering, sehingga ia tidak mempunyai keinginan atau semangat untuk melakukan sesuatu lagi.

Sebenarnya, melalui kasih anugerah Tuhan, kita dapat menemukan pembaharuan energi (dikenal dengan second wind):
  • Beristirahat
  • Terbuka dalam doa kepada Tuhan atau berbicara terbuka kepada teman dekat
  • Mengenal Tuhan dengan manifestasi yang lain.
  • Berbagi kerjaan

Kamis, 22 Juli 2010

Pemberontakan di Surga



Riwayat Awal Kejahatan Iblis menurut menurut Alkitab

Iblis awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan ternyata dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa.

Keberadaan Iblis di Surga

Asal Mula Dosa

Bagi banyak orang asal mula dosa dan alasan keberadaannya merupakan suatu sumber kebingungan besar. Mereka melihat pekerjaan si jahat dengan akibat-akibatnya, bencana dan kehancuran yang mengerikan, dan mereka bertanya-tanya bagaimana semua ini bisa terjadi di bawah pemerintahan dan kedaulatan Allah yang tak terbatas dalam hikmat, dalam kuasa, dan dalam kasih. Dan awal mula dosa terjadi menurut Alkitab jauh sebelum Bumi beserta isinya dan Manusia diciptakan. Tidak ada yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab selain bahwa Allah dalam hal apapun tidak bertanggung jawab bagi masuknya dosa; bahwa tidak ada penarikan sewenang-wenang rahmat Ilahi, tidak ada kekurangan dalam pemerintahan Ilahi yang memberikan kesempatan timbulnya pemberontakan.

Dosa menurut pengertian Alkitab
adalah pengacau dan penggangu, sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan keberadaanya dan kehadirannya;
adalah sesuatu yang misterius dan yang tidak dapat diterangkan dan dipertanggungjawabkan; memaafkannya berarti mempertahankanya;
dan satu-satunya yang didefinisikan dalam Firman Allah, dosa adalah Pelanggaran kepada Hukum Ilahi.

Lahirnya Kejahatan

Kejahatan adalah tindakan melawan hukum Allah, suatu pelanggaran yang dilahirkan akibat memanjakan dosa. Sebelum masuknya kejahatan, damai dan kesukaan memenuhi alam semesta. Semuanya selaras dengan kehendak Pencipta.
Yang dijelaskan dalam sebuah firman; "Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di Surga dan yang ada di Bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa,"(Kolose 1:16), dan kepada Kristus sama dengan kepada Bapa, segenap Surga menunjukkan kesetiaan mereka.Tetapi ada seseorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari dia yang setelah Kristus, paling dihormati Allah dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni Surga.

Sebelum kejatuhannya ke dalam dosa, Lucifer adalah yang terutama dari para Kerub yang berjaga. Kerub yang suci dan yang tidak bercacat cela.
Yang di jelaskan di dalam firman Allah: "Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di Taman Eden, yaitu Taman Allah penuh segala batu permata yang berharga"."Kuberikan tempatmu dekat Kerub yang berjaga (engkau adalah Kerub yang menaungi - tejemahan langsung), di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan, di tengah-tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Engkau tidak bercela didalam tingkah lakumu sejak dari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu".
(Yehezkiel 28:12-15).

Sebenarnya Lucifer bisa saja tetap berkenan kepada kepada Allah dikasihi dan dihormati oleh seluruh Malaikat Surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan PenciptaNya.
Yang dijelaskan di dalam firman Allah; Tetapi kata nabi itu,"Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu". (Yehezkiel 28:17).

Kejahatan Awal yang dilakukan Lucifer

Kejahatan awal yang dilakukan oleh Lucifer adalah ingin, yang merupakan 10 Hukum Taurat yang di turunkan Allah kepada umat manusia di gunung Sinai.Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri.
Yang dijelaskan dalam Kitab Yehezkiel; "Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah". Gantinya berusaha membuat Allah yang tertinggi dalam kasih dan kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya, Lucifer berusaha untuk memenangkan pelayanan dan penghargaan mereka untuk dirinya sendiri.
Dengan menginginkan kehormatan yang dikaruniakan Allah kepada AnakNya-Mesias, Lucifer menginginkan kuasa yang hanya Mesias saja memiliki Hak Prerogatif itu. Kejahatan yag akhirnya merusak keharmonisan surgawi.
Pelayanan dan meninggikan diri sendiri yang bertentangan dengan rencana Pencipta, membangkitkan suatu pertanda jahat, yang seharusnya kemuliaan Allah adalah tertinggi baginya. Majelis Surgawi membujuk Lucifer. Anak Allah - Mesias mengemukakan di hadapanya kebesaran, kebaikan dan keadilan Pencipta dan sifat hukumNya yang kudus dan yang tidak berubah itu. Tetapi amaran yang diberikan dalam kasih dan belas kasihan yang tak terbatas hanya membangkitkan roh penolakan. Lucifer membiarkan iri hati terhadap Mesias menguasai dirinya, sehingga ia lebih berketetapan dalam dirinya.



Gelar Iblis

Gelar Iblis adalah sebuah julukan atau nama pemberian kepada Lucifer yang ada di Alkitab.Berikut ini adalah nama atau julukan lain dari Satan atau Iblis:
Wahyu 9:11, Naga Besar, Si Ular Tua, Penyesat Seluruh Dunia;
  • 1 Yohanes 5:19, Si Jahat;
  • Yohanes 8:44, Pembunuh Manusia dan Si Pendusta;
  • 2 Korintus 4:3-4, Ilah Zaman ini;
  • Yohanes 12:31, Penguasa Dunia ini;
  • Efesus 2:2, Penguasa Kerajaan Angkasa;
  • 1 Tesalonika 3:5, Si Penggoda;
  • Injil, Bapak segala Dosa, Si Penyesat.

Iblis juga sering disebut Lucifer. Kata Lucifer tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia karena sudah diterjemahkan sebagai Bintang Timur, Putra Fajar.

Kerajaan Iblis

Kerajaan Iblis adalah suatu pemerintahan dalam tatanan organisasi yang didirikan oleh Lucifer di bumi, sebagai perlawanan/pemberontakan terhadap Kerajaan Surga. Dalam menjalankan pemerintahannya Iblis memiliki suatu tatanan organisasi (Efesus 6:12), yaitu:
Lucifer, sebagai raja kegelapan;
  • Pemerintah-pemerintah, pemimipin-pemimpin tertinggi dalam suatu kerajaan ( malaikat-malaikat yang jatuh dan menjadi Setan yang disembah sebagai Dewa Matahari, Dewa Bulan, Beelzebul, Molokh, dll = lihat penjelasannya di Kitab Henokh dan Alkitab);
  • Penguasa-penguasa, makhluk yang menerima kuasa dan menjalankan kehendak atasannya (Jin sebagai sesembahan bangsa Timur Tengah pada waktu itu = lihat penjelasannya di Perjanjian Lama);
  • Penghulu-penghulu, pemimpin-pemimpin (manusia jahat yang melakukan kehendak Iblis= di Alkitab disebut sebagai anak iblis);
  • roh-roh jahat, roh-roh yang durhaka (legion,roh percabulan,roh keserakahan, dll = penjelasan lihat Alkitab).

Misi Iblis Menurut Pandangan Alkitab

Misi Iblis adalah tujuan yang menjadi pekerjaan Iblis terhadap waktu singkat yang diberikan Allah dalam keberadaanya di dunia ini, menurut sumber Alkitab:
Wahyu 12:9, menyesatkan seluruh dunia;
Ayub 1:11-22; 2:4-7,mendatangkan kerugian fisik dan harta;
Wahyu 12:10, mendakwa siang dan malam;
Yohanes 10:10, mencuri, membunuh dan membinasakan;
2 Korintus 4:3-4, membutakan pikiran;
2 Korintus 11:13-15, menyamar sebagai Malaikat Terang dan menyusupkan roh-rohnya ke dalam umat Allah, dengan menyamar sebagai pelayan kebenaran.

Riwayat Pemberotakan Iblis menurut Alkitab

Awal Pemberontakan di Surga

Awal Pemberontakan di Surga adalah awal pertama kali Iblis mengunkapkan pendakwaan atas ketidakpuasan akan pemerintahan dan hukum Allah. Dakwaan Lucifer kepada Mesias yang adalah Penguasa Surga yang diakui, serta memiliki satu kuasa dan wewenang dengan Allah yang dikarenakan dalam semua konsultasi Allah, Mesias selalu turut di dalamnya, sementara Lucifer tidak diizinkan untuk ikut dalam maksud-maksud Ilahi.
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Lucifer membangkitkan roh ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur mahluk-mahluk surgawi, dengan mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh karena alamiah mereka adalah suci ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk mengambil kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati para Malaikat, dengan mengatakan Allah telah tidak adil dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Mesias. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni surga, agar dengan begitu mereka memperoleh eksistensi yang lebih tinggi.
Allah di dalam hikmatNya, membiarkan Lucifer meneruskan roh kebenciannya matang untuk mengadakan pemberontakan. Dalam pandangan Allah, adalah perlu bagi rencana-rencana Lucifer itu untuk benar-benar berkembang, agar sifat dan kecenderungan sebenarnya dapat dilihat semua oleh seluruh umat alam semesta.

Pemerintahan Allah bukan saja atas penduduk surga, tetapi atas semua dunia-dunia yang dijadikanNya; dan Setan berpikir bahwa jika ia dapat membawa malaikat-malaikat surga bersamanya memberontak, maka ia juga dapat membawa dunia-dunia lain bersamanya. Dengan liciknya ia menggunakan argumentasi palsu dan penipuan untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Penanganan Awal terhadap Dosa di Surga

Untuk menangani dosa, Allah hanya dapat menggunakan keadilan dan kebenaran. Sedangkan Lucifer menggunakan apa yang Allah tidak mau gunakan yaitu sanjungan yang berlebihan dan penipuan atau kecurangan. Lucifer memalsukan firman Allah dan telah menyalah-tafsirkan rencana pemerintahan Allah di hadapan malaikat-malaikat dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil dalam memberikan hukum-hukum dan peraturan-peraturan atas penghuni surga. Seluruh alam semesta harus melihat penipu itu dibuka kedoknya, sampai ia diputuskan tidak boleh lagi tinggal di surga, Allah tidak membinasakan Lucifer dan Setan (malaikat-malaikat yang jatuh).Oleh karena pelayanan kasih saja yang berkenan kepada Allah, maka kesetiaan mahluk-mahluk ciptaanNya harus didasarkan atas keyakinan kepada keadilan dan kebajikanNya, sebab apabila Lucifer dan Setan segera dihapuskan keberadaannya, maka seluruh alam semesta akan memuliakan Allah dengan ketakutan, bukan dengan cinta dan kasih.

Allah membiarkan Lucifer dan Setan mengembangkan prinsip-prinsipnya dengan lebih sempurna, agar dakwaannya kepada pemerintahan Allah dapat dilihat dalam terangnya yang benar oleh semua mahluk ciptaan - bahwa keadilan dan kemurahan Allah serta keteguhan hukumNya - tidak akan dipertanyakan lagi selama-lamanya.

Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga

Pertentangan/Pertarungan Besar di Surga adalah perlawanan yang dilakukan Lucifer yang didukung para malaikat-malaikat jahat (Setan) atas segala hasil dakwaannya yang berujung pada teguran Mesias terhadapnya.
Hingga pada akhir pertentangan surga, diumumkanlah bahwa Lucifer bersama simpatisannya (Setan) harus dikeluarkan dan diusir dari tempat tinggal yang penuh kebahagiaan itu. Kemudian pemimpin pemberontak itu dengan lancang menyatakan penghinaannya terhadap hukum Allah. Ia mengulangi tuntutannya bahwa malaikat-malaikat tidak perlu dikendalikan, dan harus dibiarkan menurut kehendak mereka sendiri, yang senantiasa menuntun mereka dengan benar. Lucifer dengan bala tentaranya (para malaikat jahat Setan) bersepakat mempersalahkan pemberontakan mereka itu seluruhnya kepada Mesias, dan menyatakan bahwa jika seandainya mereka tidak ditegur, mereka tidak akan memberontak. Dengan demikian ketidaksetiaan mereka yang penuh pembangkangan dan keras kepala itu berusaha menumbangkan pemerintahan Allah dengan sia-sia, dengan berdalih dan mengatakan bahwa mereka adalah korban yang tidak bersalah dari kekuasaan yang menindas. Sehingga pada akhirnya kepala pemberontak dan simpatisannya di usir dari surga. Lihat Wahyu 12:7-9.
Dalam pengusiran Iblis dan Setan dari Surga, Allah menyatakan keadilanNya, dan mempertahankan kemuliaan takhtaNya.



Permusuhan antara Manusia dan Iblis menurut Alkitab

Permusuhan antara Manusia dan Setan adalah peristiwa dimana Adam dan Hawa melakukan pelanggaran akan firman dan hukum Allah agar tidak memakan buah terlarang. Ditenggarai oleh penggodaan Iblis (menyamar sebagai ular) terhadap Hawa untuk membangkitkan rasa ingin Hawa untuk sama seperti Allah dalam pengetahuan yang baik dan yang jahat. Sehingga Allah menurunkan firman, yag tertulis di dalam Alkitab:
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dengan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya. Kejadian 3:15.

Pada waktu manusia melanggar hukum Ilahi, maka sifat alamiahnya menjadi jahat, dan menjadi tidak berbeda dengan Iblis dan Setan yang condong untuk berbuat dosa. Secara alamiah, tidak ada lagi pertentangan antara manusia yang berdosa dengan yang memulai dosa itu (Iblis dan Setan).

Campur Tangan Allah dan Mesias

Seandainya Allah tidak campur tangan, Iblis dan Manusia di dalam dosa akan bersekutu melawan surga, dan gantinya bermusuhan melawan Setan, segenap Manusia akan bersatu melawan Allah. Iblis menggoda Manusia supaya berdosa, sebagaimana ia menyebabkan malaikat-malaikat jahat (Setan) memberontak, agar dengan demikian ia mendapatkan kerjasama dalam peperangannya melawan surga. Tidak ada perselisihan antara dirinya dengan malaikat-malaikat yang sudah jatuh, dalam hubungannya dengan kebencian mereka kepada Mesias, sementara dalam hal lain ada pertentangan. Mereka teguh bersatu melawan kekuasaan Penguasa alam semesta.

Tetapi pada waktu Setan mendengar adanya deklarasi (firman Allah) permusuhan antara keturunannya dengan keturunan perempuan (Hawa) itu, maka ia mengetahui bahwa usahanya untuk merusak sifat manusia akan terhalang;

Karena melalui Kristus/Mesias, manusia adalah tujuan kasih Allah. Lucifer ingin menggagalkan rencana Ilahi didalam janji Kristus/Mesiasuntuk menebus manusia, dan mendatangkan kehinaan kepada Allah dengan menodai dan mencemarkan perbuatan tanganNya (Manusia). Setan menyebabkan kedukaan di Surga, dan memenuhi dunia ini dengan kesukaran dan kesusahan. Dan mengatakan semua kejahatan itu sebagai akibat pekerjaan Allah dalam menciptakan manusia.

Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus

Kedatangan Mesias sebagai Manusia/Yesus Kristus adalah kedatangan dalam misi penebusan/penyelamatan seluruh umat manusia dari sebab pelanggaran upah dosa yaitu kematian kekal (Lautan Api). Pertentangan yang terjadi antara Roh Mesias(Roh Kudus) dan Roh Lucifer(roh-roh jahat) diperagakan dengan cara mencolok dalam penerimaan dunia akan Mesias dalam kelahiran Yesus Kristus sebagai misi penebusan dosa umat manusia. Kemunculan Yesus Kristus tidak begitu menarik perhatian dunia, sebab Ia muncul tanpa kekayaan, kemegahan atau kebesaran duniawi, sehingga orang Yahudi cenderung menolak Dia. Mereka melihat Dia memiliki kuasa yang lebih sekadar mencukupkan kekurangan keuntungan-keuntungan lahiriah, tetapi kemurnian dan kesucian Kristus mengundang kebencian kepadaNya dari orang-orang fasik/kafir. KehidupanNya yang penuh dengan penyangkalan diri dan pengabdianNya yang tidak berdosa merupakan teguran yang terus-menerus kepada orang-orang yang sombong dan yang penuh hawa nafsu. Hal inilah yang membangkitkan permusuhan melawan Anak Allah/Mesias. Setan dan malaikat-malaikat jahat bergabung dengan orang-orang jahat. Segenap kekuatan kemurtadan bergabung melawan Penghulu Kebenaran.

Permusuhan Iblis terhadap Pengikut Kristus

Permusuhan yang sama juga ditunjukkan kepada pengikut-pengikut Kristussebagaimana yang di tunjukkan kepada Guru mereka. Siapa saja yang melihat sifat dosa itu menjijikkan, dan dengan kekuatan dari atas melawan penggodaan, maka dengan pasti akan menimbulkan kemarahan setan dan pengikut -pengikutnya (ini dapat dideteksi bila mana manusia memiliki roh yang menentang Roh Mesias yang akan melawatnya). Pengikut-pengikut Kristus dan budak-budak setan tidak bisa hidup secara harmonis. Perlawanan yang didengungkan iblis terhadap salib belum berakhir.
"Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." (2 Timotius 3:12)
Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa

"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." (Efesus 6:11).



Salomo


Salomo (bahasa Ibrani: שְׁלֹמֹה; bahasa Ibrani Standar: Šəlomo; bahasa Ibrani Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai"; bahasa Arab: سليمان Sulaiman) adalah putra Daud, raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya adalah Batsyeba.

Menurut 2 Tawarikh 1:1-13 di dalam Perjanjian Lama Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan.

Kitab Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung dipercaya ditulis oleh Raja Salomo.

Kebijaksanaan Salomo

Kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua orang perempuan yang memperebutkan seorang anak bayi (1 Raja-raja 3:16-28). Kedua perempuan itu mengaku sebagai ibu sang bayi tersebut. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut.

Akhir pemerintahan Salomo

Dalam kitab 1 Raja-Raja juga diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam yang merasa tidak puas dengan Salomo dan melarikan diri ke Mesir, dan Salomo yang pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Setelah wafat, Salomo digantikan oleh anaknya, Rehabeam yang sangat tidak bijaksana, sehingga akhirnya kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Utara (Israel) yang dipimpin oleh Yerobeam dan Kerajaan Yehuda di selatan yang dipimpin Rehabeam.

Rabu, 21 Juli 2010

Kekristenan


Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia (Kisah Para Rasul 11:26).

Gereja perdana

Gereja mula-mula, gereja perdana, Kekristenan mula-mula, atau kekristenan perdana biasanya didefinisikan sebagai kekristenan abad ke-3 antara penyaliban Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) dan Dewan Nicaea Pertama (325 Masehi). Sumber utama kekristenan abad pertama (Era Apostolik) adalah Kisah Para Rasul. Pada mulanya, Gereja Kristen terpusat di Yerusalem, dan salah satu pemimpinnya adalah Yakobus dari Yerusalem, yang mungkin adalah kerabat Yesus, dan mati martir pada sekitar tahun 62 Masehi. Setelah Amanat Agung diberikan, aktivitas misionaris Para Rasul (termasuk Rasul Paulus) menyebarkan kekristenan ke kota-kota di seantero dunia Hellenistic, seperti Aleksandria, Antiokhia, Roma, dan bahkan di luar Kerajaan Roma

Yesus


Yesus, atau lengkapnya Yesus dari Nazareth (kurang lebih antara 6 SM-4 SM - 29-33) adalah seorang tukang kayu, pengkhotbah, guru, rabi, penyembuh, pembuat mukjizat, dan tokoh Yahudi yang paling terkenal.

Yesus di dalam Kekristenan juga dikenal dengan sebutan Yesus Kristus. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Tuhan, Mesias, dan Juru Selamat umat manusia. Di dalam Islam, Yesus (bahasa Arab: عيسى,Isa) disebut sebagai Isa Almasih yang berarti Yesus yang terpilih, sering juga disebut sebagai Isa bin Maryam yang berarti Yesus putera dari perawan Maria, pembawa Injil, dan pembuat keajaiban, ialah salah seorang nabi penting yang memiliki julukan Ulul Azmi karena kesabaran dan ketabahannya yang luar biasa, namun Islam tidak mengajarkan bahwa Yesus itu ilahi. Sedangkan Agama Yahudi menolak anggapan bahwa Yesus adalah seorang Mesias yang telah dinubuatkan dalam kitab suci mereka.